Usaha bandeng presto UD Mina Makmur memang boleh dikatakan sebagai kelas produksi rumahan. Tapi per hari usaha ini mampu menghabiskan hingga 400 kilogram ikan bandeng segar untuk diolah jadi bandeng presto.
Tentu angka ini bukan langsung dicapai tanpa usaha, ada sosok Hartini Darmono, perempuan gigih yang perlahan membesarkan usaha ini. Hartini mulai membuat bandeng presto pada 25 Desember 1980. Dengan modal semangat, ia mulai mengolah bandeng segar menjadi bandeng presto yang lebih enak dan bernilai ekonomi tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu Bu Darmono juga merasa prihatin melihat para istri nelayan yang hanya berpangku tangan menunggu hasil tangkapan ikan dari suami. Saat tangkapan tidak banyak, keluarga nelayan ini banyak yang menjual perabotan demi bisa menyambung hidup.
Ditemui di tempat usahanya di Tambak Redjo, Semarang, Bu Darmono bercerita akhirnya ia mengajak kelompok ibu-ibu sekitar untuk bersama-sama usaha membuat bandeng presto. Namanya Kelompok Wanita Tani Nelayan.
Namun seiring berjalannya waktu, ternyata bukan hanya ibu-ibu yang tertarik ikut usaha ini. Namanya berganti jadi Kelompok Usaha Dagang (KUD) Mina Makmur. Mina artinya ikan, Makmur artinya kecukupan.
Merintis usaha selama 37 tahun bukanlah waktu sebentar bagi Bu Darmono. Ia telah melewati susahnya berjualan bandeng presto keliling.
"Dulu susah, jualnya keliling. Habis 3 kilogram saja sudah syukur," kata wanita ramah ini.
Meskipun sulit, Bu Darmono tidak pernah menyerah. Hasilnya bisa terlihat sekarang, kini UD Mina Makmur besutan Bu Darmono bisa menghasilkan hingga 400 kilogram ikan bandeng presto dan semuanya terjual habis setiap hari.
Bukan hanya di Semarang dan Indonesia. Bandeng prestonya bahkan sudah dinikmati di luar negeri seperti Malaysia hingga Korea.
"Mereka suka. Kalau di sini orang suka digoreng, di Malaysia bikin bumbu kari atau gulai. Di Korea makannya pakai saus-sausan. Mereka suka ikan pakai saus khas mereka," jelas Bu Darmono.
![]() |
Dari awalnya yang modal tak seberapa, kini Bu Darmono sudah menghasilkan omzet hingga ratusan juta. Bukan hanya itu, Bu Darmono juga membuka kesempatan untuk seluruh ibu rumah tangga yang ingin belajar membuat bandeng bisa datang ke rumahnya.
Beberapa kali juga Bu Darmono diundang untuk menjadi pembicara hingga pemateri pada berbagai seminar.
Baca juga : Yuk, Berbuka dengan Bandeng Tulang Lunak Plus Nasi Hangat di Tempat Ini
Menurutnya, semua perempuan harus memiliki semangat yang pantang menyerah agar bisa menjadi orang yang bermanfaat. "Meskipun kita perempuan tapi harus tetap bisa berkarya dan menghasilkan sesuatu. Minimal untuk membantu ekonomi keluarga," katanya.
Dalam momen Kartini hari ini (21/4) Bu Darmono juga berpesan untuk para perempuan masa kini supaya bisa berperan aktif. "Selamat Hari Kartini, Kita harus menghargai perjuangan Raden Ajeng Kartini. Ayo ibu-ibu yang lain, Kita sama-sama wirausaha. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah," pungkas Bu Darmono.
(adr/odi)