Sebagian besar orang masih mengutamakan rasa saat memilih makanan, padahal makanan yang dipilih memiliki pengaruh besar pada lingkungan. Agar dampaknya positif, orang harus sadar dan memperhatikan alur makanan mulai dari produksi hingga tersaji di atas piring bahkan bagaimana sisa makanan diolah saat sudah menjadi limbah.
Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, Msi, PhD, Pakar Gizi dan Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor mengatakan orang kini harus lebih sadar pada makanannya. "Secara bertahap, konsumen perlu mulai memperhatikan asal usul makanan yang disantap serta dampak makanannya pada kesehatan dan lingkungan," ungkap pria ramah yang akrab disapa Prof. Ahmad ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Kalau Rutin Konsumsi Produk Organik Ini Manfaat Baik yang Didapat (1)
Dengan konsep pangan berkelanjutan ini meliputi tahu asal muasal makanan, tempat asal, proses budidayanya dan penanganan pasca panen hingga distribusinya. Juga teknik pengolahan, konsumsi hingga penanganan sisa makanan atau limbah makanan.
"Orang sekarang, terutama di Indonesia sedikit-sedikit mulai perhatikan makanan dan kesehatan tapi kalau yang mikir dampaknya untuk lingkungan masih sangat sedikit," lanjut Prof. Ahmad.
Sebagai negara yang memiliki keragaman cita rasa lokal, Indonesia punya banyak makanan khas yang rasanya tidak kalah dengan pangan internasional. Yang harus lebih diperhatikan adalah mengetahui nilai gizinya dengan tepat dan bagaimana dampak makanan tersebut pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
![]() |
Prof. Ahmad menambahkan, negara dengan kesadaran 'sustainable food' atau pangan berkelanjutan paling tinggi adalah Jerman. "Di supermarket di Jerman, bahan makanan organik dan non organik disandingkan bersebelahan. Selisih harganya juga tak jauh berbeda. Dengan ini orang di sana bisa mengonsumsi makanan organik tanpa terbebani harga yang jauh beda," terangnya.
Baca juga: Konsumsi Makanan Organik Hingga Smoothies Sayuran Jadi Rahasia Bugar Miranda Kerr
Sementara di India, banyak produksi makanan organik dan sustainable justru untuk kebutuhan ekspor.
Di Indonesia, makanan sustainable seperti produk organik memang sudah ada namun masih sedikit peminatnya. Yang menjadi masalah utama adalah tingkat kesadaran dan tingkat kemampuan membeli makanan organik tersebut.
![]() |
"Di Indonesia, banyak makanan aman justru untuk keperluan ekspor. Ada beberapa daerah yang mencanangkan konsumsi makanan organik seperti Padang, Bogor dan lainnya tapi masih hanya sebatas slogan saja, prakteknya belum. Sementara di NTT, Papua dan beberapa daerah di Indonesia lainnya sebenarnya sudah mengonsumsi sustainable food namun sekadar konsumsi harian, produksinya masik kurang," terang Prof. Ahmad.
Prof. Ahmad juga mengatakan salah satu tanda makanan sustainable di Indonesia kalau ada label atau stiker logo organik Indonesia yang berwarna hijau dan putih. Kini di banyak supermarket terutama di kota besar Indonesia sudah tersedia produk berlabel organik.
(adr/odi)