Potato Head Family memperkenalkan Kaum Jakarta pada 22 Mei lalu. Restoran berlokasi di kawasan Menteng tepatnya di Jl. Dr. Kusuma Atmaja No. 77-79.
Dari luar bangunan restoran tak ubahnya rumah kolonial, lengkap dengan pekarangan. Hanya saja di bagian belakangnya ditambahkan ruang makan utama dengan interior kontemporer khas Potato Head Family.
![]() |
"Kami sengaja menciptakan suasana nyaman dan tidak intimidatif. Sehingga pengunjung datang ke sini seperti datang bersantap di rumah nenek atau keluarga saja," ujar Brand Director Kaum, Lisa Virgiano di sela-sela perkenalan Kaum Jakarta (22/5).
Lisa menceritakan pekarangan di bagian samping rumah kolonial bukanlah tanaman biasa. "Itu kebun rempah. Kami tanam sendiri kencur, jahe, lengkuas, kecombrang dan banyak lainnya. Jadi pengunjung bisa melihat langsung bahan baku yang dipakai restoran," tutur Lisa.
Di ruang makan utama, Kaum menghadirkan instalasi seni karya Jompet Kuswidananto. Lisa berujar, "Instalasi seni ini menceritakan pengaruh kolonialisme di Indonesia. Pelana kuda, misalnya, merupakan simbol hewan perkasa. Memang sengaja tak ada sosok kudanya karena ingin menceritakan bahwa meski Indonesia sudah merdeka, bayang-bayang kolonialisme masih ada."
![]() |
Menurut Lisa, keberadaan instalasi seni merupakan komitmen Kaum untuk menyajikan berbagai program budaya inovatif di restoran. Bentuknya bisa beragam dan instalasi seni mungkin diubah tiap 2 bulan sekali.
Pengunjung juga akan mendapati tembok bermotif ukiran dayak. Sekaligus open bar di dalam ruang makan utama.
Mengenai menu, Kaum Jakarta punya pilihan Small Plates, Sharing Plates, Sup/Soto, Nasi dan Mie, serta Sayuran. Dari deretan Small Plates, ada Batagor yang patut dicoba.
Adonan ikan dan udang dibuat menyerupai dumpling lalu digoreng. Lengkap dengan bumbu kacang dan kecap manis. "Kami menghindari produk makanan komersial sehingga untuk kecap pun kami mencarinya langsung ke produsen. Kecap yang kami pakai berasal dari industri rumahan di Cideng, Tanah Abang," tambah Lisa.
![]() |
Masih dari deretan Small Plates, Lidah Sapi Bakar Sambal Tangkil dan Gohu Ikan Tuna juga bisa dicoba. Gohu ikan tuna tak ubahnya ceviche gaya Ternate. Potongan ikan tuna yang kenyal juicy berpadu dengan perasan belimbing sayur dan lemon cui yang segar.
Sementara lidah sapi bakarnya begitu nikmat. Teksturnya yang kenyal juicy dilengkapi sambal tangkil yang pedas gurih.
Kalau ingin makan beramai-ramai, Sate Sapi Wagyu Maranggi, Bebek Betutu dan Ikan Bakar Sambal Dabu-dabu patut jadi pilihan. Lisa bercerita, "Untuk sate sapi adalah perwujudan sate maranggi Purwakarta. Daging dimarinasi dengan beragam bumbu lalu dibakar hingga matang."
![]() |
Bebek juga tak kalah istimewa karena disertai tumisan daun singkong bumbu Bali. Untuk ikan bakar, Lisa menyarankan perasan jeruk nipis dan taburan garam laut Amed, Bali sebagai pelengkapnya.
Kalau mau pedas, lauk-lauk ini bisa dicocol dengan Sambal Selection Kaum. Terdiri dari sambal ikan asin, kluwek, matah dan rica-rica.
"Nasi putih kita pakai beras mentik susu dari Magelang, Jawa Tengah. Berbeda dengan beras Jatiluwih Tabanan yang kita pakai di Kaum Bali, beras ini bentuknya bulat pendek dan teksturnya legit pulen," tutur Lisa. Sehingga cocok jadi pendamping lauk Sharing Plates.
![]() |
Sebagai penutup, Kue Lumpur Bubur Ketan Hitam harus dicoba. "Kue lumpur ini terinspirasi buatan Ibu Lilik di Sidoarjo, Surabaya," ungkap Lisa. Kue lumpur yang lembut gurih dengan aroma dan rasa kelapa memang berpadu enak dengan bubur ketan hitam hangat.
Saat ini Kaum Jakarta hanya melayani makan malam, buka mulai pukul 18.00 hingga tengah malam. Informasi atau reservasi bisa menghubungi reservations.jakarta@kaum.com atau 0813 81715256 atau 021 22393256.
(adr/odi)