Seiring perkembangan jaman berbagai macam kuliner mulai dari pedagang kaki lima, rumah makan atau restoran memakai media sosial sebagai ajang promosi.
Di hari kedua Kamis (21/04) Dialogue WSFC 2016 Managing Editor detikfood, Odilia WS, membeberkan perkembangan teknologi informasi di Indonesia. Bagaimana para pedagang kuliner di Indonesia memanfaatkannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam paparannya wanita yang akrab disapa Odi ini membeberkan sedikitnya terdapat 82 juta pengguna internet di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 85% adalah pengguna aktif smartphone.
"Mereka ini adalah pengguna aktif media sosial. Bahkan media sosial Path pengguna terbesar di dunia adalah Indonesia. Tahun 2015 saja tercatat sekitar 55 juta pengguna smartphone, dan diprediksi tahun 2018 meningkat hingga 100 juta pengguna," jelas Odi.
Melihat fenomena itu Odi pun merasa media sosial bisa menjadi senjata ampuh bagi para pedagang untuk mempromosikan kulinernya. Dan media sosial paling efektif sebagai ajang promosi adalah Instagram dan Twitter.
![]() |
Menurutnya banyak keuntungan bagi para para pedagang yang mempromosikan makanannya melalui media sosial. Salah satunya adalah biaya yang murah dan cenderung gratis, terjalinnya komunikasi pedagang dan pembeli secara langsung, dan kemudahan penangan keluhan dari pembeli.
"Kemudian dengan keberadaan ojek online di Indonesia juga sangat membantu mereka yang ingin membeli makanan. Di Jakarta saja sedikitnya ada 400 pedagang yang memanfaatkan kemudahan ojek online," katanya.
Contoh sukses dari pedagang yang memanfaatkan media sosial adalah Martabak Markobar yang merupakan milik anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Dengan memanfaatkan media sosial martabak yang memiliki cabang di empat kota besar itu mampu meraup omset hingga Rp 25 juta perhari di setiap cabangnya.
"Markobar ini buka hanya enam jam perhari, dan bisa meraup omset Rp 25 juta. Mereka saat ini mempunyai follower Instagram 34 ribu user dan Twitter 19.800 user," pungkas Odi. (msa/odi)