Untuk ketiga kalinya World Street Food Congress digelar. Kali ini Filipina menjadi tuan rumah. Ajang pertemuan para pemrhati, pelaku bisnis dan peneliti street food dari berbagai belahan dunia ini mendapat sambutan meriah.
Dalam sambutan pembukaan, King of Food Seetoh yang akrab dipanggi KF Seetoh menekankan kembali pentingnya memikirkan kelangsungan street food di masa depan. Karena street food memiliki beragam aspek kehidupan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dalam sambutan pembukaannya.
Dengan berkumpulnya banyak pelaku street food diharapkan terjadi sinergi, berbagi ilmu, menjalin kerjasama dan berbagi ide. Panel diskusi dan tukar pikiran serta usulan akan melengkapi kongres ini.
Sementara itu tuan rumah, Filipina merasa sangat gembira diberi kesempatan menggelar acara internasional ini.
‘Acara ini memberikan kesempatan bagi street food Filipina berkembang. Bersaing dengan negara Asia lain dan menjadi lebih baik dan populer,’ tegas Javier D. Hernandez, Asisitant Vice President and Area Head, Ayala Land Inc.
Kementrian pariwisata Filipina juga memberikan dukungan penuh terselenggaranya WSFC2016. Kegiatan ini seiring dengan promosi budaya yang digalakan oleh pemerintah Filipina.
Domingo Ramon C. Enrio III, Chief Operating Officer, Tourism Promoyions Board Philippines, memberikan kesannya pada acara pembukaan ini.
‘ Dalam masyarakat Filipina ada semboyan - ’saya suka makan. Saya suka berbagi makanan dengan orang lain’. Bagi orang Filipina makanan berarti berbagai kebersamaan dan kebagiaan’, ungkapnya.
Apa yang dibagikan dalam acara ini bsa berdampak pada plestarian budaya makan dan pelestarian makanan lokal. ‘Bagi orang Filipina makanan adalah kebahagiaan. Karenanya pemerintah Filipina sangat mendukung acara ini’, tutupnya.
Seperti halnya Indonesia 50% populasi berupa anak muda berbakat yang merupakan generasi penerus budaya makan di Filipina. Acara ini akan memberi inspirasi pada mereka untuk melanjutkan budaya kuliner lokal.
Pembukaan acara ini ditandai dengan pembuatan ‘Cokelat Tarik’. Cokelat merupkan ikon minuman Filipina dan dibuat dengan teknik ‘ditarik’ seperti layaknya pembuatan teh tarik di Singapura.
(odi/odi)