Bupati Dedi Gunakan Sate Maranggi untuk Diplomasi Kuliner

World Street Food Congress 2016

Bupati Dedi Gunakan Sate Maranggi untuk Diplomasi Kuliner

Tri Ispranoto - detikFood
Senin, 18 Apr 2016 13:03 WIB
Foto: detikcom
Jakarta - Keseriusan kabupaten Purwakarta menjadikan Sate Maranggi mendunia memang tak main-main. Dimulai dari WSFC Manila hingga ke Amerika.

Keikutsertaan Purwakarta dalam WSFC 2016 yang akan digelar di Manila tanggal 20-24 April nanti merupakan salah satu usaha mempopulerkan sate maranggi. Sate yang jadi ikon kuliner ini memang dipakai sebagai sarana diplomasi pada daerah dan negara lain.

Hampir di setiap kesempatan bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, selalu membicarakan sate maranggi. Bukan hanya saat bertatap muka dengan warga Purwakarta tapi juga setiap kali berkunjung ke daerah lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maranggi saat ini menjadi salah satu diplomasi politik dan kebudayaan yang saya lakukan agar semakin dikenal luas masyrakat. Setiap saya pergi kemana pun, bertemu siap pun, selalu saya komentar soal maranggi yang kaya akan citarasa," ucap Dedi pada detikCom.


Kemudian, kata Dedi, setiap tamu yang datang menemui dirinya untuk urusan pribadi mau pun sebagai bupati selalu disuguhi sate maranggi sebagai makanan utama. Bahkan tak jarang pedagang asli maranggi yang sudah memiliki nama akan dipanggil untuk menyajikannya secara langsung pada tamu.

"Kalau luar negeri politik diplomasinya menggunakan beer atau wine, untuk Purwakarta kita gunakan sate maranggi dan teh wanayasa," katanya.

Selain itu Dedi pun tengah berupaya agar maranggi bisa menjadi kurikulum sekolah berbasis kebudayaan. Atau menjadi salah satu mata kuliah yang dipelajari di universitas yang mengusung keahlian pariwisata dan kuliner. Hal tersebut dilakukan agar 'ilmu' maranggi tidak akan hilang seiring dengan para pedagangnya yang sudah lanjut usia dan kelak meninggal dunia.


Semakin terkenalnya maranggi sebagai salah satu kekayaan kuliner nusantara, Dedi pun mendaftarkannya sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

"Jangan sampai nantinya maranggi sudah mendunia, malah diakui oleh negara lain. Masyarakat pun harus bangga dengan maranggi, jangan sampai nanti setelah diakui negara lain baru ribut-ribut," tutur pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Agar promosi semakin meluas hingga ke seluruh dunia, Pemkab Purwakarta mulai tahun lalu mengadakan sebuah festival bertajuk Festival Steak Maranggi 2015. Festival ini akan kembali digelar pada tahun ini.

Selain itu Dedi pun bekerjasama dengan para pengusaha kuliner untuk segera mewujudkan gerai Sate Maranggi di Malaysia dan Amerika. Khusus untuk Amerika gerai pertamanya akan dibukan di Washington DC pada akhir Mei 2016 mendatang.

"Mimpi saya dan tentunya mimpi masyarakat Purwakarta menjadikan sate maranggi sebagai kuliner dunia yang ada di setiap restoran. Seperti halnya steak dari Amerika atau Australia, atau wagyu yang terkenal dari Jepang," pungkas Dedi. (adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads