Selain ramah lingkungan, salah satu pabrik teh terbesar di Asia ini juga punya teknologi canggih. Semua prosesnya dikerjakan oleh mesin untuk hasilkan produk lebih banyak setiap harinya.
Ichitan merupakan perusahaan teh nomor 1 yang paling laris di Thailand. Bekerjasama dengan Alfa Group dan Mitsubishi Corporation Japan, Ichitan resmi terdaftar sebagai PT. Ichi Tan Indonesia.
Ichitan Green Factory dibangun pada tahun 11 Oktober 2011. Dan merupakan pabrik dengan menggunakan teknologi Auto Warehouse System dan juga Cold Aseptic Filling Technology.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki area pabrik, kami disuguhkan dengan Tan Lan, ini merupakan 'museum' kecil yang bercerita mengenai sejarah pendirian pabrik Ichitan oleh Mr. Tan Passakornnatee. Setiap harinya ada sekitar 300 hingga 500 orang yang berkunjung datang ke Tan Lan sekaligus melihat langsung proses pengolahan teh dalam kemasan botol.
“Pabrik kami hampir semua produksinya dilakukan oleh mesin canggih. Sehingga penggunaan karyawannya lebih sedikit. Karyawan hanya bertindak sebagai kontroler,” jelas Tan Passakornnatee, President and CEO Ichitan Group Co. Ltd.
Proses produksi di Ichitan Green Factory ini dimulai dengan merebus teh hijau organik untuk kemudian dilakukan pemisahan sedimen. “Teh akan di distribusikan melalui jaringan pipa tertutup untuk masuk ke dalam sistem pencampuran tangki. Dalam proses ini teh sekaligus di sterilisasikan kemudian suhu akan turun sekitar 25 derajat celcius,” tambah pria yang biasa disapa dengan Mr. Ichitan.
Dengan penggunaan Cold Aseptic Filling Technology ini botol yang digunakan untuk sterilisasi tidak perlu tebal. Sehingga dapat mengurangi 36 persen penggunaan botol plastik, menghemat energi dalam produksi dan mengurangi proses degradasi alam yang sangat besar.
“Nutrisi yang terkandung dalam teh hijau juga bisa berkurang akibat proses pemanasan. Sehingga teknologi ini menghasilkan teh 5 kali lebih baik dari teknologi panas atau Hot Filling Technology,” ujarnya.
Pabrik ini dapat menghasilkan sekitar 1.200.000.000 botol per tahunnya atau sekitar 600 botol per menit. Setelah menggunakan sistem baru, pabrik ini hanya memiliki kurang dari 100 pekerja.
Pengurangan limbah juga dilakukan dengan cara menangkap asap kemudian dialirkan kembali untuk dijadikan bahan bakar. Dan sisa daun tehnya digunakan sebagai pakan ternak dan juga pupuk pertanian. “Pengurangan energi selama setahun ini dapat menghemat bensin untuk 6.800 kendaraan per tahun,” jelas pria yang terkenal dengan topi sailornya.
Berbeda dengan pabrik lain, Auto Warehouse System memungkinkan proses produksi secara otomatis dari tahap awal produksi hingga akhir pengemasan. Ini merupakan sebuah sistem supply chain yang bertujuan untuk mengontrol penggerakan barang di dalam gudang. Baik penerimaan, penyimpanan, pengambilan dan perpindahan barang dilakukan secara otomatis.
Rencananya, Mr. Ichitan akan akan membangun pabrik teh di Indonesia yaitu di daerah Sukabumi pada tahun 2016 mendatang.