Loloh dan Sate Lilit, Pangan Lokal Bali yang Sarat Nutrisi

Jelajah Gizi 2015

Loloh dan Sate Lilit, Pangan Lokal Bali yang Sarat Nutrisi

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Sabtu, 31 Okt 2015 06:08 WIB
Foto: detikfood
Jakarta -

Tiap wilayah Indonesia punya kearifan pangan lokal yang menarik dieksplorasi. Tahun ini Sarihusada mengajak masyarakat mengenal tradisional Bali lewat Jelajah Gizi 2015.

“Tahun ini kami memilih Bali sebagai destinasi karena kearifan lokalnya yang sangat kaya. Ini tercermin dari kesenian dan budayanya, termasuk masakan Bali yang khas. Masakan ini lahir dari tradisi turun menurun dengan memanfaatkan potensi alam,” ujar Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada mengenai Jelajah Gizi tahun ini di Bali kemarin(30/10)



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program Jelajah Gizi juga didampingi pakar gizi untuk menjelaskan potensi makanan lokal Bali dari segi nutrisi. Prof. Ahmad Sulaeman, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor menceritakan makanan Bali punya potensi gizi lengkap.

“Contohnya ayam betutu, bebek goreng crispy, dan sate lilit mengandung protein yang berfungsi sebagai zat pembangun. Sementara kebutuhan lawar yang dibuat dari berbagai jenis sayuran dapat memenuhi kebutuhan serat tubuh,” ujar Prof. Ahmad.



Ia menambahkan penggunaan kelapa dalam banyak masakan Bali menyediakan kandungan lemak sehat bagi tubuh. “Aneka bumbu dan rempah yang kerap ditambahkan untuk cita rasa dan aroma masakan juga berkhasiat sebagai antioksidan dan antibakteri,” jelas Prof Ahmad.

Masih banyak lagi jenis masakan Bali yang unik dan sehat. Seperti tum atau pepes dan serombotan (urap Bali). Untuk minumannya ada loloh yang berarti jamu dalam bahasa Bali dan daluman, semacam cincau hijau khas Bali.



(adr/odi)

Hide Ads