Meminum cocktail dalam jumlah banyak akan berujung pada mabuk. Tapi, cocktail di Alcoholic Architecture dirancang untuk tersebar di seluruh ruangan menggunakan humidifiers atau pelembab udara. Alat ini menjadikan siapa saja yang masuk ke dalam ruangannya bisa merasakan cocktail spesial dari Alcoholic Architecture.
Alcoholic Architecture sendiri dirancang oleh firma arsitektur khusus bernama Bombas & Parr. Firma arsitektur ini juga sudah berpengalaman membuat jeli unik dan acara yang berkaitan dengan makanan sebelumnya. Sam Bombas, orang dibalik Bombas & Parr ini berkata, konsep bar ini adalah ingin menyuguhkan cocktail secara keseluruhan dan mendalam. Ia ingin udara ruangan menyatu dengan minuman ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, setiap pengunjung harus berada di dalam ruangan bar tak lebih dari 50 menit. Sebab, kelembapan yang mencapai 140% itu akan membahayakan tubuh. Beberapa cocktail yang bisa 'dinikmati' disini antara lain adalah Benedictine, Chartreuse, Trappist beer, mead, dan Buckfast.
Bar Alcoholic Architecture sendiri bergaya gotik dengan dinding beton yang tebal dan gelap. Desainnya sengaja dibuat mencekam dengan lampu-lampu biru dan ungu. Jika tak ingin menikmati cocktail ini, pengunjung juga bisa membeli minuman biasa di bar yang disediakan.
Namun, kehadiran bar ini mendapat perhatian oleh Dr. William Shanahan. Seorang konsultan psikiater di Nightingale Hospital, yang mengkhususkan diri untuk bidang kecanduan dan penyakit mental. Menurutnya, ide bar ini bukanlah ide yang bagus.
“Alkohol tersebut akan masuk ke dalam metabolisme, termasuk ke dalam hati dan otak, yang bersifat racun dan jalannya racun tersebut akan sangat cepat. Efeknya bahkan bisa merusak otak yang sedang dalam masa bertumbuh, hingga kerusakan otak yang serius,” tambahnya.
(tan/odi)