Dalam waktu tak sampai 5 jam, 4 penjaja kuliner Indonesia yang tampil di World Street Food Jamboree kehabisan stok meski jumlah makanan terus ditambah. Rata-rata setiap malam 400 porsi lebih makanan dari tiap stand terjual habis.
Menjelang akhir pekan, World Street Food Jamboree dipadati pengunjung dari berbagai penjuru Singapura. Kawasan Paco, Bugis Junction menjadi area strategis untuk didatangi. 24 stal makanan baru berjualan pada pukul 16.00. Namun, sejak pukul 13.00 sudah banyak orang berdatangan.
Dari pantauan detikfood, stand makanan dari Indonesia merupakan stand populer yang diantri pengunjung. Selain itu juga stand Filipina dengan sajian Truffle Lechon Diva atau nasi truffle Daging Babi. Sajian Bratwurst dengan roti Jerman dari stand Jerman juga tak pernah sepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soto Ayam Ambengan Pak Sadi, Kupat Tahu Gempol, Ayam Bakar Taliwang dan Gudeg Yu Nap nyaris tak pernah sepi pengunjung. Baik yang membeli untuk dimakan di tempat maupun yang dibungkus.
Pengunjung stand makanan Indonesia bukan hanya warga Indonesia yang ada di sana. Sebagian juga merupakan warga asing dan warga asli Singapura. Seperti Albert warga SIngapura yang datang bersama istrinya.
‘Selamanya di Singapura kami tak pernah mencicipi makanan Indonesia yang seenak ini. Sedap, sedap. Ini harusnya ada di food corut dan hawker Singapura,’ komentarnya sambil terus mengunyah kupat tahu Gempol.
Menjelang pukul 21.00 semalam (10/4) semua stand Indonesia harus tutup karena persediaan habis. Meskipun pengunjung masih terus berdatangan dan jam tutup jamboree pukul 23.00. Rata-rata keempat stand menghabiskan 400 porsi lebih makanan yang dijual nonstop sejak pukul 17.00.
Untuk mengantisipasi jumlah pengunjung yang bertambah di hari Sabtu dan Minggu karena jam buka WSF Jamboree pukul 13.00, semua stok makanan ditambah ttiga kali lipat. Diharapkan semua pengunjung bisa terlayani.
Empat penjaja kuliner Indonesia ini didukung penuh oleh PT Unilever Indonesia Tbk dengan produk Kecap Bango. Produk kecap yang konsisten mempromosikan warisan kuliner Indonesia sebagai bagian dari pelestarian budaya Indonesia.
(odi/odi)