Kecap Bango selaku sponsor 4 penjaja kuliner Indonesia yang hadir di World Street Food Congress mengungkap bahwa tujuan utama mereka adalah memberi kesempatan penjaja kuliner tampil di ajang internasional. Tentunya dengan menyajikan makanan Indonesia yang berkualitas.
Bukan sekedar berjualan. Sebelum besok sore mereka mulai berjualan, hari ini sejak pagi , berlokasi di Ascendo, Little Road, Singapura mereka menjalani serangkaian tes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Termasuk pengolahan makanan yang kotor dan salah. Akibat-akibat bagi kesehatan dan mutu makanan juga dijelaskan lengkap. Masalah Food Handling menjadi bahasan berikutnya.
Mulai dari penanganan bahan mentah, setengah matang dan matang. Mana yang harus disimpan dalam kulkas dan mana yang harus disimpan dalam freezer. Juga masa penyimpanannya.
Display makanan juga diajarkan. Berapa banyak makanan perlu dipajang di lemari dan berapa suhu yang tepat. Tak ketinggalan juga cara penyajian makanan. Jika sudah lebih dari 4 jam tidak layak lagi disajikan.
Materi padat dan menarik ini kemudian diujikan langsung berupa tes tertulis. Tiap peserta harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan kecuali menerjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Usai ujian tertulis peserta menjalani tes wawancara. Instruktur memberikan pertanyaan secara random. Tiap peserta diberi beberapa pertanyaan yang berbeda.
Ujian terakhir yang harus dijalani adalah ujian praktek. Peserta dibagi dalam kelompok. Tiap kelompok diminta mempraktekkan instruksi. Ujian yang terakhir ini dilakukan tertutup. Hanya instruktur dan peserta yang ada dalam ruangan. Ujian ini berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat.
โDalam ujian ini sama sekali tidak bisa menyontek. Karena soal tiap peserta berbeda. Apalagi pada ujian praktek dilakukan dalam ruangan tertutup,โ jelas Marchelinus Hanjaya dari Makansutra.
Hasil ujian ini akan memberi bekal ilmu dan ketrampilan baru penjaja kuliner Indonesia. Menyajikan makanan dengan mutu baik, bersih dan aman dikonsumsi. Tentunya dengan standar sanitasi dan hygiene internasional.
(odi/odi)