Jepang punya tradisi menyantap mochi untuk merayakan tahun baru. Namun 13 orang dalam kondisi serius akibat konsumsi kue beras tersebut. Bahkan beberapa warga Jepang meninggal karena menyantapnya.
Koran Jepang, Yomiuri Shimbun melaporkan total sembilan orang meninggal hingga Jumat (02/01/2015) akibat tersedak mochi. Sedangkan 13 orang lainnya berada dalam kondisi serius di rumah sakit.
Di Tokyo sendiri sebanyak 18 orang dilarikan ke rumah sakit dan tiga diantaranya meninggal karena sesak. Sisanya terjadi di Osaka, Aomori, dan Nagasaki. Pada kasus Nagasaki, seorang kakek usia 80 tahun tersedak mochi dalam sup kacang merah yang disajikan gratis di kuil Shinto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu kue bertekstur kenyal ini menyebabkan 4 orang meninggal, sedangkan tahun 2013 yang meninggal sebanyak 2 orang. Lebih dari 80% kematian terjadi pada orang berusia lanjut. Sebab mereka kesulitan menelan mochi.
Setiap tahunnya, layanan darurat Jepang memperingatkan orang untuk memotong mochi dalam ukuran kecil. Ini perlu dilakukan sebelum menyajikannya pada anak-anak atau orang lanjut usia.
Mereka menyarankan mochi dikunyah sampai halus baru ditelan. Bagi anak-anak dan orang tua, mochi juga sebaiknya tidak dimakan saat sedang sendiri.
Di tengah kekhawatiran jumlah korban akibat mochi akan meningkat tiap tahun, sebuah perusahaan membuat inovasi baru. Perusahaan asal Osaka telah mengembangkan mochi yang mudah ditelan. Dalam mochi terdapat enzim yang membuatnya tidak terlalu lengket.
Mochi secara tradisional dimakan dalam jumlah besar selama libur pergantian tahun. Menurut asosiasi perdagangan mochi, tiap orang Jepang mengonsumsi rata-rata 1 kg mochi tiap tahun. Terutama pada minggu pertama Januari. Saat tahun baru, kue beras ini dimasukkan dalam sup ozouni yang berkuah kaldu sayuran.
(msa/odi)