Turki Akan Mengolah Kulit Kacang Pistachio Menjadi Bahan Bakar Biogas

Turki Akan Mengolah Kulit Kacang Pistachio Menjadi Bahan Bakar Biogas

- detikFood
Selasa, 25 Nov 2014 13:17 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Setelah mengonsumsi kacang, biasanya kulitnya akan berakhir di tempat sampah. Akan tetapi Turki punya cara tersendiri untuk mengolah kulit kacang pistachio menjadi biogas. Bahan bakar alternatif yang dihasilkan oleh pemecahan bahan organik.

Turki merupakan salah satu produsen pistachio terbesar ketiga di dunia. Turki menggunakan kulit kacang pistachio untuk bahan bakar “eco city”. Kulit kacang akan dibuat menjadi digester dengan melewati tahap fermentasi dan kemudian akan menghasilkan gas metana.

Sebagai permulaan, proyek ini akan dibangun di lokasi terbaik yaitu Gaziantep Province. Berada di wilayah Selatan dekat perbatasan Suriah yang merupakan jantung produksi pistachio di Turki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika Anda merencanakan sistem ramah lingkungan, Anda perlu melihat pada sumber daya alam yang Anda miliki. Jadi kami pikir kota ekologis dapat memanfaatkan bahan bakar alami yang dihasilkan dari kulit kacang pistachio." jelas Seda Muftuoglu Gulec, ahli arsitektur tata kota hijau.

Para ahli mengatakan, mengubah pistachio menjadi biogas sementara ini belum teruji. Buregeap Prancis, selaku perusahaan rekayasa lingkungan pertama kali yang mengusulkan ide ini mengatakan, bahwa kulit kacang merupakan sumber yang paling efisien sebagai alternatif sumber energi dan bisa memuaskan hingga 60 persen dari kebutuhan pemanasan kota.

Ada beberapa negara yang sudah mulai memanfaatkan tenaga listrik dari bahan alami seperti Australia mengembangkan kulit kacang macadamia yang dimanfaatkan menjadi biomassa. Sementara itu di Monterret, Meksiko gas metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah diubah menjadi listrik untuk menerangi lampu-lampu kota.

Di Tiongkok, Tianjin Eco City akan selesai pada tahun 2020 mendatang dengan sebagian besar energinya didapatkan dari panel surya. Dii India, Narendra Modi ingin membangun Dholera, "kota pintar' dua kali ukuran Mumbay yang akan didukung oleh energi angin.

Untuk saat ini kota Gaziantep sedang menunggu hasil laporan kelayakan lengkap. Glucep mengatakan terlalu dini untuk memperkirakan berapa banyak biaya tetapi proyek greenlighted untuk pembangunan kota baru akan dimulai dalam dua tahun kedepan.

Sebuah skema percontohan akan dimulai dengan 135 hektar tanah dan jika berhasil akan diperluas ke seluruh kota selama dua dekade berikutnya. Mungkin ini akan menginspirasi daerah pertanian lainnya untuk melihat bagaimana mengonversi bahan sisa atau sampah menjadi bahan bakar masa depan.
 

(lus/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads