Skandal keamanan pangan terjadi di Taiwan terkait pembuatan minyak goreng daur ulang. Pejabat mengatakan minyak itu telah dipasok ke lebih 900 restoran dan bakery. Namun otoritas Taiwan berhasil menahan tersangka utama kasus ini.
Kuo Lieh Chen, pemilik pabrik ilegal yang menjadi pusat dari skandal ini, ditahan pada Sabtu (06/09). Lima orang lainnya yang ikut ditangkap pada Kamis (04/09) sudah diinterogasi dan dibebaskan dengan jaminan.
Awalnya polisi mencurigai dua pabrik bawah tanah membuat minyak olahan limbah restoran dan makanan kaki lima. Skandal terungkap ketika polisi menggerebek pabrik dan menangkap enam tersangka yang diduga menjual minyak daur ulang. Minyak ini terbuat dari kumpulan limbah masakan dapur, tempat pemotongan hewan dan minyak hasil pabrik pengolahan kulit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari perusahaan yang membeli pada Chang Guann, 77 mengabarkan telah memakai minyak daur ulang untuk membuat produksi seperti pancake daun bawang, puding beras, kue, roti, dumpling dan lainnya. Menurut Food and Drug Administration Taiwan, terdapat 933 restoran, bakery dan pabrik makanan telah memakai minyak goreng daur ulang dari Chang Guann.
Otoritas kesehatan menyelidiki semua perusahaan yang mungkin menjual atau memakai bahan tercemar pada produknya. Sekitar 8,2 ton makanan sudah ditarik dari peredaran dan disegel. Namun pihak berwenang khawatir minyak daur ulang sudah digunakan beberapa penjual makanan ringan dan pasar malam. Hal ini tentu akan lebih sulit dilacak.
Chang Guann telah meminta maaf akan kasus yang tejadi. Akan tetapi mereka mengaku tidak menyadari minyak yang dibeli adalah daur ulang. Chang Guann merasa jadi korban pula dalam skandal ini.
Polisi saat ini tengah menyelidiki apakah produk makanan tercemar dijual di luar Taiwan. Hong Kong dan Macau merasakan dampak dari skandal minyak daur ulang. Pemerintahan kedua wilayah pun segera melakukan penyelidikan pada produk disana.
(lus/odi)