Berbincang dengan Meyrick bisa membuat kita malu. Bukan apa-apa, wawasannya tentang kuliner tanah air bisa jadi lebih luas daripada rata-rata kita.
Demi mencicipi citarasa asli masakan Indonesia, Meyrick telah berkunjung ke Aceh, Garut, sampai Palu. Jika ada kesempatan, iapun tertarik mampir ke Medan dan Surabaya. Tak sekadar pelesir di kota, ia mampir ke pelosok dan memasak bersama para ibu rumah tangga.
"Dalam memasak, terutama masakan Indonesia, kita harus memahami orang-orangnya, agamanya, budayanya... Setelah mengerti, kita belajar seperti apa rasa seharusnya, perbedaannya. Misalnya Aceh kaya rempah-rempah, Jawa cenderung manis, serta Sulawesi dominan pedas dan penggunaan daun aromatik," jelas Meyrick saat ditemui di peluncuran program Trans TV Street Food Chef, Kamis (22/08/13).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sejak menikah dengan sang istri yang asli Bandung, ia mulai terbiasa dengan kuliner lokal. "Saya makan ikan asin, pete, jengkol, leunca, oncom... Bahkan saya lebih suka pedas dibanding istri saya," pria beranak tiga ini bercerita.
Iapun memfavoritkan pallu basa dan konro bakar dari Makassar. Bahkan, ia pernah mencoba paniki (masakan berbahan daging kelelawar) dan daging anjing saat berkunjung ke Manado. Namun, bukan berarti ia pencinta kuliner ekstrem.
"Waktu umur 20-21 tahun, saya ke Bangkok, Thailand. Di sana kecoak dan belalang digoreng untuk dikonsumsi. Jorok sekali. Soal ini, saya membatasi diri," kata Meyrick.
Ia menyayangkan banyak orang Indonesia tak mengenali kuliner khas negerinya sendiri. "90% orang yang tinggal di Indonesia tak berwisata di Indonesia," Meyrick berargumen. Menurutnya, banyak orang Indonesia yang lebih tertarik akan makanan a la Barat.
Padahal, daripada terus menerus mengimpor produk kuliner dari luar negeri, lebih baik masakan kita yang ditawarkan ke luar. Konro bakar Makassar dan kari kambing Aceh, menurut Meyrick, adalah contoh makanan yang berpotensi dikenalkan ke luar Indonesia.
Selain menjadi chef, mengelola restoran, dan menjadi pembawa acara kuliner, Meyrick juga menulis buku. Sarong Inspirations yang berisi resep-resep andalannya serta perjalanannya di Asia telah diterbitkan.
Berikutnya, Meyrick bekerja sama dengan pakar kuliner Indonesia William Wongso akan membuat buku resep masakan Indonesia. Isinya adalah hasil penelusuran Meyrick dalam mencari resep tradisional dan asli di pelosok-pelosok desa.
Berbicara dengan Meyrick, kita akan menangkap semangatnya mempromosikan masakan Indonesia. "Saya tidak cuma menikahi orang Indonesia, tapi juga menikahi Indonesia itu sendiri. Saya punya tugas dan tanggung jawab untuk mempromosikan negara tempat saya tinggal, yang saya sebut rumah saya," pungkasnya.
(dni/odi)