Persediaan Champagne Menipis Akibat Cuaca Buruk

Persediaan Champagne Menipis Akibat Cuaca Buruk

- detikFood
Kamis, 13 Des 2012 09:16 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Selagi bisa, nikmatilah champagne saat Natal dan Tahun Baru mendatang. Pasalnya, belum tentu pada libur akhir tahun berikutnya Anda masih bisa menyesap minuman mewah ini. Stok champagne menipis karena cuaca buruk menghancurkan tanaman anggur di Prancis.

Bulan lalu, kementerian pertanian Prancis mengumumkan bahwa panen anggur tahun ini merupakan yang terburuk sejak 40 tahun lalu. Faktor cuaca seperti badai salju dan hujan deras menyebabkan tanaman anggur rusak. Sebelumnya, terjadi gelombang panas pada bulan Agustus dan kekeringan pada bulan September.

Hujan es juga melanda area Cote des Bar Juni lalu. Kebun anggur seluas 1.000 hektar rusak dan menyebabkan beberapa produsen kehilangan seluruh stoknya. Peristiwa alam yang sama juga terjadi di daerah Burgundy dan Beaujolais, sehingga merusak produksi anggur di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cuaca buruk saat tanaman sedang berbunga membuat buah anggur tumbuh dengan ukuran yang jauh berbeda. Kondisi yang disebut millerandage ini menyebabkan tingkat kematangan yang berbeda dan menghasilkan wine berkualitas buruk.

Hal ini diperparah dengan masalah anggur yang membusuk dan jamur. Menurut chef de cave Moet & Chandon, Benoit Gouez, Juni ini hujan turun terus menerus dan membantu penyebaran kapang yang berwujud seperti bulu halus atau bubuk. Jamur tersebut membuat anggur dan daunnya terselimuti lapisan serbuk atau kapas.

"Jika biasanya jamur ini hanya menyerang anggur chardonay, kali ini juga mengenai anggur hitam jenis pinot noir dan meunier," kata Gouez kepada The Telegraph (16/08/12).

Di daerah Champagne, produksi anggur turun drastis hingga 40%. Diperkirakan, berbagai masalah tersebut dapat menekan hasil panen di wilayah ini hingga sepertiganya.

Champagne membutuhkan waktu penyimpanan 15 bulan. Memang, saat ini kita tak merasakan dampaknya. Namun, kekurangan champagne mungkin baru terasa beberapa tahun ke depan. Thibaut le Mailloux, juru bicara asosiasi produsen champagne Perancis, berharap hal ini tidak terjadi.

"Kami menyisihkan cadangan saat panen besar, sehingga dapat membantu kami mengatasi situasi alam yang tak menentu," jelasnya, seperti ditulis situs Daily Mail (16/11/12).

Orang Prancispun kini mengonsumsi champagne lebih sedikit, padahal setengah dari penjualan wine secara global terjadi di negara ini. Penjualannya menurun 2% pada 2011 karena krisis hutang Eropa. Buruknya ekonomi Perancis membuat keadaan semakin tak berpihak pada produsen champagne.

(dyh/odi)

Hide Ads