Uni Eropa kini sedang menggalakkan serangga sebagai sumber protein alternatif. Berbagai riset dijalankan untuk mengetahui manfaat serangga bagi pemenuhan gizi manusia. Bermacam-macam strategi pemasaran dirancang untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang serangga.
Ento adalah salah satu kelompok yang turut mempromosikan serangga sebagai bahan pangan. Didirikan oleh 4 mahasiswa desain industri asal London, Inggris, Ento menggunakan branding dan kemasan yang kreatif. Tujuannya adalah agar pada tahun 2020 masyarakat sudah yakin bahwa serangga bisa jadi snack sehari-hari yang lezat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ento, 30 tahun lalu sushi juga dianggap tidak menarik bagi orang-orang Barat, sama seperti serangga. Tantangan bagi Ento adalah mengubah persepsi tentang serangga sebagai makhluk yang kotor, lengket, dan tak aman dimakan.
Langkah awal yang mereka lakukan adalah menyamarkan tampilan serangga, misalnya dengan dihaluskan. Makanan ini akan disebut sebagai ‘adventurous eater’ di festival dan di pasar. Ento mengharapkan anak-anak muda dapat mendorong orang-orang mencoba sajian yang menantang ini.
Selanjutnya, Ento akan membuka restoran. Di tempat makan ini, produk-produk serangga akan dinormalisasi sehingga nantinya dapat diterima di supermarket. Mereka memprediksi, 10 tahun lagi, serangga akan menjadi benda umum yang dijual di toko bahan pangan, di bagian hasil bumi.
“Permintaan terhadap makanan semakin meningkat, sementara produksi pertanian tidak mampu memenuhinya,” jelas pendiri Ento. “Serangga adalah alternatif yang efisien dan dapat diternakkan dengan kerapatan yang sangat tinggi,” tambahnya.
(Odi/Odi)