Nyam..nyam Gurihnya Kroket Ulat, Honey Caterpillar Croquette

Nyam..nyam Gurihnya Kroket Ulat, Honey Caterpillar Croquette

- detikFood
Senin, 12 Mar 2012 09:52 WIB
Foto: Foto: Ento
Jakarta - Tak sedikit orang geli melihat ulat. Bentuk dan cara berjalannya seringkali membuat kita bergidik. Bagaimana kalau binatang ini dibuat menjadi makanan? Bisa-bisa orang yang mendengarnya mual dan tak berani mencoba.

Uni Eropa kini sedang menggalakkan serangga sebagai sumber protein alternatif. Berbagai riset dijalankan untuk mengetahui manfaat serangga bagi pemenuhan gizi manusia. Bermacam-macam strategi pemasaran dirancang untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang serangga.

Ento adalah salah satu kelompok yang turut mempromosikan serangga sebagai bahan pangan. Didirikan oleh 4 mahasiswa desain industri asal London, Inggris, Ento menggunakan branding dan kemasan yang kreatif. Tujuannya adalah agar pada tahun 2020 masyarakat sudah yakin bahwa serangga bisa jadi snack sehari-hari yang lezat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir Huffington Post, Ento menciptakan Honey Caterpillar Croquette. Bentuknya mirip dadu berukuran sebesar sushi roll. Kulitnya berlapis tepung panir kuning kecokelatan. Kemasannya simpel, dilengkapi dengan sumpit dan saus.

Menurut Ento, 30 tahun lalu sushi juga dianggap tidak menarik bagi orang-orang Barat, sama seperti serangga. Tantangan bagi Ento adalah mengubah persepsi tentang serangga sebagai makhluk yang kotor, lengket, dan tak aman dimakan.

Langkah awal yang mereka lakukan adalah menyamarkan tampilan serangga, misalnya dengan dihaluskan. Makanan ini akan disebut sebagai ‘adventurous eater’ di festival dan di pasar. Ento mengharapkan anak-anak muda dapat mendorong orang-orang mencoba sajian yang menantang ini.

Selanjutnya, Ento akan membuka restoran. Di tempat makan ini, produk-produk serangga akan dinormalisasi sehingga nantinya dapat diterima di supermarket. Mereka memprediksi, 10 tahun lagi, serangga akan menjadi benda umum yang dijual di toko bahan pangan, di bagian hasil bumi.

“Permintaan terhadap makanan semakin meningkat, sementara produksi pertanian tidak mampu memenuhinya,” jelas pendiri Ento. “Serangga adalah alternatif yang efisien dan dapat diternakkan dengan kerapatan yang sangat tinggi,” tambahnya.

(Odi/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads