Tsunami yang terjadi setahun lalu telah menimbulkan dampak luas bagi masyarakat Jepang. Sebagai salah satu eksportir makanan laut ke berbagai belahan dunia, Jepang mengalami kerugian yang sangat besar. Bukan hanya karena keterbatasan ikan dan sumber pangan laut lainnya, tapi juga karena kekhawatiran akan dampak radiasi terhadap makanan laut impor asal Jepang.
Berangkat dari masalah ini, Satoru Mukogawa membuat kreasi makanan Amerika dengan nuansa Jepang, yakni rice burger. “Pelanggan kami takut mengonsumsi makanan laut dari Jepang, jadi saya membuat makanan ini sebagai alternatif,” ujar Satoru kepada Wall Street Journal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Satoru, hampir semua restoran di Hong Kong menjual burger. Makanya ia membuat versinya sendiri. Patty-nya terbuat dari campuran wagyu Amerika, Australia, dan Kagoshima. Untuk sausnya, Satoru menggunakan kecap Jepang, mirin, gula, dan sake.
Nasi Jepang dipakai sebagai pengganti roti. Agar menempel, Satoru menambahkan maizena setelah nasinya matang. Di atas patty-nya diletakkan keju Amerika yang dilelehkan dengan blow torch. Barulah butter lettuce dan irisan bawang Bombay diletakkan di atasnya. Rasanya tentu saja sangat lezat!
Baginya, rice burger yang ia buat merupakan bagian dari kuliner Jepang. “Urusan makan sekarang sudah semakin mendunia. Chef Jepang menggunakan bahan-bahan dari Italia, orang Perancis pun meminjam ide dari Jepang. Rice burger ini hanyalah salah satu contohnya,” tutur pria berumur 40 tahun tersebut.
Rice burger ini terdiri dari 4 pilihan, yaitu daging ayam, babi, tempura udang, dan wagyu. Ukuran patty-nya relatif kecil, yaitu 150 gram. Burger ini dijual dengan harga Rp 141.500.
Meski demikian, hidangan ini tak terpampang di menu restorannya. Satoru hanya membuatnya jika pelanggan memesan. Sushi Kuu tetaplah restoran yang menjual sushi sebagai menu utama.
(Odi/Odi)