Ruangan resto berkapasitas 40 orang ini terbagi tiga bagian. Area lobby dan lounge dipisahkan oleh Buffer Zone, yaitu ruangan sementara sebelum benar-benar masuk ke lounge. Jadi tubuh tidak kaget dengan suhu dingin yang menusuk. Di Buffer Zone, suhunya sekitar 5 derajat celcius, dan di lounge, suhunya sampai di bawah nol derajat.
Untuk datang ke sini, sebaiknya sudah menyiapkan pakaian hangat dari rumah. Suhu ruangan yang sangat dingin seperti freezer memang mengharuskan pengunjung menggunakan atribut penghangat. Disediakan juga penyewaan jaket super tebal, sarung tangan penghangat dan sepatu. Harganya sekitar Rp. 155.000,00 yang sudah termasuk segelas minuman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di balik kesan uniknya, restoran ini juga dikritik karena menggunakan energi listrik dengan kapasitas sangat besar di negara padang pasir ini. Konsumsi energi di Dubai memang sangat tinggi, karena menggunakan pendingin ruangan di rumah, mal, mobil, dan tempat umum lain tanpa mengenal suhu.
Dubai Ice Bar butuh 40.000 ton es untuk membuat 2400 bentuk kotak. Semuanya didesain dengan mendetail, dan diukir serta dipotong secara seksama di Iceculture Inc. di Kanada, baru kemudian dikirim ke Dubai.
Dubai Ice Bar menyediakan menu keju, jus, mocktail, dan masakan hangat yang sangat pas untuk menghangatkan badan. Makanan harus segera dimakan, karena setelah 15 menit, makanan akan jadi dingin karena rendahnya suhu ruangan.
(Odi/Odi)