Pelleng biasanya disajikan bila mana ada hajatan atau peristiwa-peristiwa dalam keluarga atau desa. Misalnya dalam tahapan produksi pertanian, hendak meminang, merantau, menjelang ujian, saat lulus, upacara menanda tahun, dan sebagainya. Pokoknya yang berhubungan dengan merkottas tidak lepas dari sajian pelleng.
Tujuannya sendiri sebenarnya tergantung jenis peristiwa atau upacara. Bila hendak membuka ladang, biasanya maksud penyajian Pelleng ini agar terhindar dari bahaya. Bila hendak merantau agar berhasil diperantauan. Bila hendak meminang agar pinangan diterima. Bila selesai panen, lulus ujian, diterima kerja sebagai ucapan syukur pada penguasa dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan-bahan:
1. Beras secukupnya.
2. Ayam jantan 1 ekor
3. Cabe merah
4. Asam cikala
5. Santan kelapa secukupnya
6. Arbuk
7. Bawang gandera,
8. Daun Salam
9. Serei dan bumbu lainnya
10. Garam secukupnya
Pengolahannya sendiri, beras dimasak layaknya menanak nasi tapi dikondisikan lebih lunak, selanjutnya dicampur dengan cara diaduk atau ditumbuk dengan kuah yang telah dimasak sebelumnya yang disebut lae asem. Kuah (lae asem) dibuat dari asam cikala, bumbu dan santan kelapa. Secara terpisah ayam digule tanpa mencincang tapi harus mersendihi sebagai lauknya.
Arbuk dibuat dari beras yang digonseng selanjutnya ditumbuk, diayak dan dimasak dengan kuah ayam gule hingga kental. Tek-tek adalah bagian-bagian tertentu dari ayam yang dicincang untuk dijadikan lauk bersama arbuk di atas pelleng yang disajikan. Penyajiannya dengan cara menyendok pelleng keatas piring lalu dibentuk sedemikian rupa, lalu diatasnya ditaruh tek-tek bersama arbuk ditambah lalap cabe merah di atasnya. Kadang-kadang sajian ini ditambah dengan lalap petai atau jengkol!
Pengirim: Sandino Berutu, sandino@xxx.com
(dev/)