Ikan bilih yang ukurannya sebesar teri jengki merupakan penghuni asli danau Singkarak. Meskipun ikan air tawar tetapi ikan yang satu ini populer karena rasanya yang gurih. Tak heran jika kini ikan yang jadi ciri khas danau terbesar di Sumatra ini diternakkan dengan cermat.
Ikan bilih biasanya dijual dalam dua ukuran. Yang kecil biasanya dikeringkan seperti teri. Sedangkan yang agak besar, dikukus hingga matang. Ikan bilih kukus ini biasanya dijual hingga ke daerah sekitar danau Singkarak. Diberi kuah gulai atau kari hingga rasanya makin gurih enak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adonan ini diberi bumbu halus berupa cabai, bawang putih, merica, irisan daun jeruk dan daun ketumbar kemudian diaduk rata dengan air. Rempeyek dicetaka dalam sendok datar yang sudah dicelup minyak. Di bagian atasnya diberi 3 buah ikan bilih lalu digoreng hingga kering dan matang.
Rasanya? Hmmm...krenyes renyah dengan rasa gurih-gurih pedas plus aroma wangi daun jeruk dan daun kunyit. Lebih 'tasty' dibandingkan rempeyek biasa. Jangan coba-coba mencari rakik ikan bilih dengan jumlah ikan bilih yang banyak. Karena tiap rakik isi ikan bilihnya sama 3 ekor saja!
Rempeyek ini paling enak dimakan dengan nasi putih atau dengan paduan anyang (urap) atau gulai paku (pakis) dan ayam goreng. Rakik dijual dalam kemasan plastik tebal di toko oleh-oleh di beberapa daerah di Sumatra Barat. Harganya per bungkus Rp.12.000,00.
(eka/Odi)