Ledre intip adalah salah satu jenis kue tradisional yang sudah jarang sekali di jumpai. Jangankan di kota besar, di kota kecil dan di pasar-pasar tradisional saja penjual ledre bisa dihitung dengan jari. Rata-rata penjualnya sudah sepuh dan sudah banyak yang meninggalkan tradisi ini. Mungkin karena proses pembuatannya yang masih terbilang tradisional sekali.
Ledre ini sebenarnya lebih mirip dengan kerak telor khas masyarakat Betawi. Bahan dasarnya sama, yaitu beras ketan. Beras ketan yang sudah dimasak setengah matang di jadikan intrip alias kerak di atas wajan kecil persis dengan wajan penjual kerak telor. Wajan kecil terbuat dari besi dan dipanaskan di atas api arang sehingga menimbulkan aroma wangi yang unik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenis ledre ada dua, yang pertama ledre intip yang mirip dengan kerak telor ini dan yang satu lagi ledre gulung. Ledre gulung ini lebih mirip kue semprong. Bentuknya tipis dan rasanya lebih renyah. Isiannya tetap sama, yaitu pisang raja tapi untuk ledre gulung pisangnya sudah dihaluskan dan dicampur dengan adonan.
Ledre intip paling enak disantap selagi hangat saat masih baru diangkat dari wajan. Tapi sayangnya penjual ledre ini sudah tak lagi nampak. Hanya beberapa saja yang masih berjualan di pasar-pasar tradisional di sekitar Jawa Tengah. Kalaupun ada biasanya ledre sudah tidak dibuat langsung saat Anda memesan. Tapi sudah dibuat terlebih dahulu, jadi sudah tidak hangat lagi. Ledre intip semakin enak saat disantap sebagai teman minum teh ataupun kopi hangat di pagi hari sebagai menu sarapan ataupun camilan di sore hari.
(eka/Odi)