Jangan sepelekan ubi! Mungkin pernyataan itu sangat tepat buat ubi yang berasal dari desa Cilembu, Sumedang, Jawa Barat ini. Ubi ini banyak dijual di sepanjang jalan ke arah Puncak hingga sepanjang Jatinangor Sumedang. Ubi biasanya ditata rapi dalam keranjang atau tong atau digantung bergerombol di depan kios sehingga mudah terlihat dari jalan.
Ubi Cilembu mendapat julukan 'Si Madu'. Ini karena ubi yang paling enak dipanggang dalam oven atau di bubuy (disekam dalam bara api). Setealh ubi matang, bagian luarnya akan kering. Ubi yang warna kulitnya agak putih kekuningan ini saat matang berwarna sedikit kecokelatan dan mengeluarkan lelehan gula seperti karamel atau madu. Bukan hanya itu rasanya juga l;embut dan manis bagai madu!
Unikmya ubi Cilembu ini hanya sukses ditanam di desa Cilembu, kecamatan Tanjungsari, Sumedang saja. Karena pernah dicoba ditanam di luar daerah ini hasilnya ubi tak bisa manis dan lembut. Karena itulah pedagang ubi ini sering memberi label jualannya 'Ubi Cilembu Asli'.
Bagaimana cara mengetahu ubi Cilembu asli dan bukan? Agak sulit memang karena saat mentah tampilannya tak beda dengan ubi putih biasa. Bahkan belakangan ada kabar jika ubi biasa pun sudah disuntik dengan gula untuk memalsukan si Madu ini.
Cara yang paling mudah tentu saja dengan membeli di daerah Cilembu. Selain itu perlu diingat juga jika ubi Cilembu asli dipanan di bulan Juli hingga September. Jika ada yang dijual di luar bulan tersebut bisa jadi karena ubi yang sengaja disimpan lama atau ubi palsu.
Saat ditanam ubi ini sangat benci air. Karena air akan membuat rasa ubi agak pahit tidak bisa manis legit dan lembut. Karena itu biasanya ubi sengaja dijemur atau didiamkan beberapa hari hingga agak kering. Dalam kondisi agak kering justru rasanya legit.
Karena rasanya lembut legit, ubi Cilembu paling enak dipanggang dan dinikmati dengan segelas bandrek, bajigur atau kopi pahit. Hmm... dimakan saat hangat mengepul dengan hirupan kopi panas memang jadi nikmat. Apalagi jika di luar udara sedang sejuk dingin. Kalau ingin mencicipi legitnya si Madu ini, jangan lupa mampir ke kios-kios penjual di sepanjang jalur tadi. Bisa beli yang mentah atau yang matang. Per kilogramnya hargaya berkisar Rp 15.000,00!
(dev/Odi)