Kalau bicara soal emping memang tak ada habisnya seperti saat mengunyahnya. Emping merupakan hasil olahan biji buah melinjo. Buah ini dihasilkan oleh pohon melinjo yang dikenal dengan sebutana tangkil. Pohonnya tinggi besar, batangnya kokoh, dengan daun yang oval licin.
Di berbagai daerah terdapat pohon melinjo juga di Jakarta. Kawasan yang terkenal sebagai penghasil melinjo adalah Condet. Kawasan ini oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada tahun 1975 ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. Daerah yang sejuk dengan rerimbunan pepohonan ini meliputi kelurahan Batu Ampar, Bale Kambang dan Kampung Tengah atau Gedong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emping Condet berbeda dengan emping dari daerah lain. Biji melinjonya disangrai dalam pasir panas sehingga matang. Kemudian biji ini dikupas kulit kerasnya dan dipipihkan dengan palu. Biasanya beberapa biji dipipihkan bersambungan sehingga membentuk lingkaran kerupuk yang tipis lebar. Diameternya ada yang 10 cm sampai 20 cm.
Setelah digoreng barulah mengembang dan makin terasa gurih enaknya. Bisa dimakan begitu saja tetapi makin enak dijadikan topping soto Betawi, gado-gado atau sop kaki kambing. Soal ancaman kandungan asam urat, tak usahlah terlalu risau. Kalau tak tiap hari siapa takut?
Sambil makan emping boleh juga kite berpantun kayak encing dan encang:
metik kwini jangan dikadut
kalu dikadut banyak getahnye
nyari bini jangan nyang gendut
kalu nyang gendut banyak anaknye
(eka/Odi)