Si Gadung yang Bukan Gadungan

Si Gadung yang Bukan Gadungan

- detikFood
Selasa, 16 Jun 2009 16:40 WIB
Jakarta - Jenis umbi-umbian dari suku dioscoreaceae ini memang terkenal beracun. Meskipun begitu dengan pengolahan yang benar, umbi ini bisa menghasilkan camilan keripik yang lezat. Lalu apa yang menyebabkannya disebut 'gadung'? Yuk cari tahu disini!

Mungkin ada yang baru mendengar tentang si Gadung ini. Ya, si gadung alias umbi-umbian dari suku dioscoreaceae ini sebenarnya memang cukup populer di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tak heran karena tumbuhan ini tak mengenal musim dengan kata lain bisa tumbuh di musim apa saja. Sehingga kebanyakan petani menanamnya sebagai tanaman sampingan.

Tanaman gadung biasanya tumbuh liar dan merambat. Arah rambatannya selalu berputar ke arah kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), inilah yang membedakannya dengan ubi gembili yang memiliki penampilan mirip gadung namun tanamannya merambat ke arah kanan. Gadung yang serupa dengan gembili namun mengandung racun dioscorine , membuatnya kerap menipu orang yang mengonsumsinya. Sehingga kemudian muncullah istilah gadungan ini.

Namun berkat proses pengolahan yang benar ternyata gadung bisa diolah menjadi penganan yang lezat. Yang populer adalah keripik gadung yang biasa dijual dalam kemasan. Keripik ini rasanya enak dan gurih sehingga disukai oleh banyak orang. Gadung kering juga bisa diolah menjadi tepung gadung yaitu dengan menggiling gadung kering dan kemudian diayak.

Untuk sebungkus keripik gadung biasanya dihargai sekitar Rp 10.000,00 - Rp 15.000,00. Selain rasanya kriuk enak dan gurih, gadung juga mengandung gizi, karbohidrat, dan protein yang lumayan tinggi.

(dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads