Hampir setiap sore, penjaja tiwul keliling mampir di rumah saya. Makanan yang dibilang 'ndeso' ini memang saya sukai sejak dulu. Selain rasanya yang gurih-gurih manis enak, makanan ini juga mengenyangkan. Bahkan dulu, makanan ini merupakan salah satu jenis makanan pengganti nasi.
Beberapa daerah di pulau Jawa memiliki kondisi tanah yang kurang subur cenderung kering. Jadi tanaman yang berhasil di tanam adalah singkong. Karena hal inilah singkong kemudian diolah menjadi tiwul yang akhirnya dijadikan makanan pengganti nasi. Tiwul yang terbuat dari singkong yang dikeringkan ini sering juga disebut dengan gaplek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya menemukan tiwul sudah dalam kemasan yang lebih higienis dan juga lebih tahan lama. Tiwul instan namanya, cara memasaknya pun sangat mudah cukup dengan dikukus saja. Terdapat dua pilihan rasa, manis dan juga asin. Jadi tak perlu repot-repot membuatnya jika sedang ingin makan makanan sederhana ini.
Sayangnya tiwul instan ini belum dipasarkan secara luas, hanya beberapa daerah di Jawa Timur saja khususnya Blitar. Sedangkan daerah penghasil tiwul biasa adalah Gunung Kidul. Kalau di Jakarta, tiwul instan ini dapat dijumpai jika ada pameran industri pangan diadakan di Jakarta. Selain tiwul, ada juga gatot instan loh! Tiwul dan gatot instan ini dapat disimpan selama kurang lebih satu tahun.
(eka/Odi)