Entah darimana nama kue ini diambil, tapi yang saya tahu kue ini menjadi kue khas antaran setiap masyarakat Betawi yang akan melangsungkan pernikahan. Atau makanan yang sering ditemui saat lebaran tiba. Tiba-tiba saja saya ingin menyelidiki asal muasal nama kue ini.
Kue Bugis, awalnya saya mengira ini kue khas masyarakat Bugis. Tapi ketika saya bertanya kepada teman saya yang kebetulan orang Bugis, ternyata dia malah tidak tahu menahu tentang kue yang satu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain di Jawa lain juga di Sumatra (Padang) kue ini disebut juga 'lapek Bugis' atau lepat bugis. Terbuat dari tepung ketan hitam dengan isian enten. Tapi enten ini dimasak dengan gula putih, berbeda dengan kue mendut yang entennya di masak dengan gula merah.
Ternyata tidak hanya berbeda nama, cara membungkusnya pun juga berbeda. Kalau di Jawa dibungkus dengan daun pisang muda dan dilipat segiempat seperti membungkus kue pisang, sedangkan di Sumatra di taruh kedalam daun pisang yang telah dipincuk kemudian dilipat menyerupai piramida. Keduanya diberikan areh atau santan kental.
Sedangkan kue Bugis yang terkenal di Jakarta ini umumnya sudah dimasak terlebih dahulu sampai matang barulah dibungkus dengan daun pisang yang masih muda. Sebelumnya daun tersebut telah diolesi dengan minyak kelapa agar adonan kue tidak menempel, baru kue dilipat segi empat.
Nah, kalau di daerah Anda dikenal dengan nama apa? (eka/Odi)