Orang Betawi tentunya sudah tak asing lagi dengan jajanan kerak telor. Ya, jika dulu kerak telor kerap masih sering dijumpai namun kini untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Selain penjualnya semakin sedikit karena konon tidak ada anak cucu yang meneruskan usaha turun-temurun ini, juga karena tergusur oleh makanan dari luar seperti fast food dan sebagainya.
Biasanya kerak telur ini dijual menggunakan pikulan dan berjualanan keliling. Saat mengunjungi Festival Jajanan Bango lalu, saya pun menemukan sang abang penjual kerak telur yang mojok di stand penjual es. Bagi yang belum mengenal kerak telor, makanan ini merupakan jajanan tradisional masyarakat Betawi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama-tama ketan putih yang sudah direndam sampai empuk dimasak dalam wajan hingga setengah matang. Kemudian dituangkan telur bebek yang sudah dikocok dan diratakan di permukaan wajan. Ditaburi ebi halus, bawang, kelapa kering sambil ditekan-tekan hingga rata. Kadang wajan dibalik sebenatr agar permukaan kerak benar-benar kering.
Terakhir barulah kerak telur diangkat, ditaruh di atas wadah dan ditaburi serundeng plus bawang merah goreng. Bau harum telur bercampur kelapa dan bawang goreng tercium sangat wangi... Enak dimakan selagi masih hangat mengepul! Menyerupai telur dadar dengan taburan serundeng dan bawang goreng. Rasanya? Hmm... gurih-gurih enak! Tak salah jika jajanan tradisional ini patut untuk dilestarikan. (dev/Odi)