Dilaporkan Food & Wine (26/1), sebuah pernyataan kontrak dari Departemen Pertahanan AS berbunyi, "Air Force membutuhkan modifikasi kulkas udara yang dipakai di dapur pesawat G12 dan G13 sekarang dengan yang baru untuk meningkatkan kehandalan dan kemudahannya untuk dirawat." Nilainya sebesar USD 24 juta atau sekitar Rp 319 miliar.
Menurut Defense One, harga kulkas yang mahal bukan karena negosiasi yang curang oleh Boeing, melainkan akibat dari "persyaratan peralatan yang harus dipesan lebih dulu, diberlakukan oleh Kantor Militer Gedung Putih dan Angkatan Udara AS."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Air Force One berfungsi sebagai pusat komando bergerak untuk presiden dan harus bisa membawa makanan yang cukup selama berminggu-minggu jika terjadi keadaan darurat.
Ini berarti kulkas dalam pesawat harus bisa menyimpan sekitar 3.000 makanan untuk memberi makan penumpang dan awak kapal. Sebagai antisipasi jika pesawat tidak dapat mendarat untuk memasok kembali persediaan makanan.
Sebenarnya ada 5 kulkas di Air Force One yang mendinginkan 26 kompartemen pengatur cuaca, menurut Air Force. Dua penggantian kulkas yang kualitasnya sudah menurun, menurut Defense One, akan mendinginkan 8 kompartemen tersebut.
![]() |
Baca Juga: Donald Trump Ternyata Hanya Doyan Permen Starbust Warna Merah dan Pink
"Meski dirawat teratur, kehandalan kulkas mengalami penurunan dengan kegagalan meningkat, terutama di lingkungan panas/lembap," ujar juru bicara Air Force, Ann Stefanek. "Unit ini tidak bisa secara efektif mendukung persyaratan misi untuk penyimpanan makanan," lanjutnya.
Kulkas pesawat sudah ada sejak tahun 1990, ketika Air Force One menerima Boeing 747 yang sudah disesuaikan untuk keperluan penerbangan orang nomor 1 di AS. Adapun persiapan kulkas baru pesawat dijadwalkan selesai pada Oktober 2019. (dvs/odi)