Banyak informasi seputar apa yang harus dimakan, kapan memakannya dan berapa banyak porsi untuk dapat hidup lebih sehat. Selain hal tersebut posisi makan pun perlu diperhatikan.
Ada tiga posisi makan yaitu berbaring, duduk atau berdiri. Manakah yang paling baik dan apa alasannya secara ilmiah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dilansir dari theconversation.com (16/1/17), ada beberapa bukti menyebutkan manusia menyerap karbohidrat lebih lambat saat makan sambil tengkurap sehingga secara umum dianggap sehat karena menghindari lonjakan insulin.
Tapi, makan sambil berbaring dapat meningkatkan risiko terjadinya GORD (gastroesophageal reflux disease), yaitu kondisi dimana isi perut kembali naik ke kerongkongan melalui oesophageal sphrincter, lintasan makanan dari tenggorokan ke perut.
GORD lazim ditemukan dan sangat tidak nyaman. Orang sering keliru mengira serangan jantung. GORD juga dikabarkan dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.American College of Gastroenterology menyarankan untuk jangan berbaring selama 2 jam setelah makan.Disimpulkan, makan sambil berbaring bukan pilihan bijak.
![]() |
Walau belum diteliti secara mendalam, orang akan makan lebih lama saat mereka duduk. Makan lebih lama dianggap sehat karena menimbukan rasa kenyang lebih cepat sehingga asupan kalori berlebih dapat dihindari.
Adapun makan sambil berdiri, tidak ada bukti efek negatif seputar pencernaan. Walau gravitasi tidak berpengaruh besar pada fungsi pencernaan, tetapi bisa mencegah GORD.
![]() |
Jadi lebih baik makan duduk, berdiri atau berbaring? Meskipun tidak ada cukup bukti ilmiah mana yang posisi lebih baik, selama Anda makan pelan-pelan dan diet seimbang, makan sambil berdiri atau duduk merupakan alternatif lebih sehat daripada berbaring. (ani/odi)