Tingkat Obesitas Anak di Jakarta Capai 30 Persen, Tertinggi di Indonesia

Tingkat Obesitas Anak di Jakarta Capai 30 Persen, Tertinggi di Indonesia

- detikFood
Jumat, 30 Mei 2014 05:56 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Bukan hanya Amerika dan Inggris yang mengalami peningkatan angka obesitas pada anak-anak, negara -negara Asia juga. Angka obesitas anak di Indonesia juga terus mengalami kenaikan. Terutama terjadi pada anak di perkotaan.

Hal ini dipicu oleh kurangnya aktifitas fisik, banyaknya makanan murah berkalori tinggi dan kurang konsumsi sayuran. Padahal obesias dapat memicu munculny apenyakit kronis saat anak dewasa.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, secara umum terdapat 4 kategori status gizi yaitu kurus, normal, berat badan lebih dan obesitas. Obesitas merupakan salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan di masa depan.

Untuk itu pemenuhan gizi pada seluruh tahapan kehidupan terutama dalam 1.000 hari kehidupan pertama bagi ibu hamil perlu dilakukan. Juga pada ibu menyusui dan dua tahun balita.

Data dari Riskedas tahun 2013 (29/05/2014), tingkat kegemukan secara nasional pada anak usia 5 - 12 tahun masih tinggi yaitu sebesar 18,8 persen. Untuk kategori gemuk sebanyak 10,8 persen dan obesitas 8,8 persen. Prevalensi kegemukan pada anak terendah berada di daerah Nusa Tenggara Timur sebesar 8,7 persen dan tertinggi di daerah DKI Jakarta sebesar 30,1 persen.

Terdapat 15 provinsi dengan prevalensi obesitas di atas nasional yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka, Lampung dan DKI Jakarta.

Selain dengan Indeks Massa Tubuh atau BMI (Body Mass Index), ciri-ciri anak obesitas dapat dilihat secara fisik yaitu pipi gemuk,, dagu berlipat, leher yang pendek, perut buncit, tinggi tidak sesuai dengan usia.

Umumnya pada anak laki-laki mempunyai kecenderungan pembesaran payudara atau gynocosmastia. Untuk anak perempuan ditandai datangnya haid pertama yang lebih cepat.

Untuk tingkat obesitas pada laki-laki dewasa usia lebih dari 18 tahun, pada tahun 2007 prevalensi obesitas sebanyak 13,9 persen dan pada tahun 2010 terjadi penurunan angka obesitas yaitu 7,8 persen. Akan tetapi pada tahun 2013 terjadi peningkatan kembali sebesar 19,7 persen.

Obesitas pada perempuan usia lebih dari 18 tahun naik setiap tahunnya. Pada tahun 2007 prevalensi obesitas sebesar 13,9 persen, pada tahun 2010 sebesar 15,5 persen dan pada tahun 2013 mencapai 32,9 persen.

Untuk orang dewasa kegemukan bisa dihitung dengan membagi berat badan dalam (kg) dengan tinggi badan (dalam cm kuadrat). Batasan IMT yang digunakan untuk menilai status gizi orang dewasa adalah IMT kurang dari 18,5 (kurus), lebih besar sama dengan 18,5 sampai 24,9 (normal), lebih besar sama dengan 25 sampai 27,0 (berat badan lebih) dan IMT lebih dari 27 (obesitas).

Penyebab terjadinya obesitas di Indonesia selain dari faktor genetik adalah sangat minimnya aktifitas, banyaknya mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan kurang konsumsi sayur serta buah. Sementara iklan makanan dan minuman sehat yang ditujukan untuk anak-anak sangat minim.

(lus/odi)

Hide Ads