Seperti yang dilansir oleh NY Daily News (29/07/2013), minggu ini akan disajikan burger dengan berat daging sebesar Sekitar 150 gram dan dagingnya bukan berasal dari sapi peternakan, melainkan dihasilkan di laboratorium dengan teknik seperti membuat bayi tabung.
Untuk membuat burger ini pun membutuhkan biaya sebesar US$ 380.000 (Rp 3.800.000.000) yang digunakan untuk membuat 3.000 strip kecil daging tumbuh dari sel-sel induk dari satu ekor sapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika hal ini terus terjadi, pasokan daging akan semakin berkurang dan akan membuat daging menjadi makanan mewah yang sangat mahal.
Post juga berharap agar dia dan timnya bisa membantu memenuhi peningkatan global akan kebutuhan protein dari daging. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan untuk ternak sapi dengan proses empat langkah yang digunakan oleh Post untuk mengubah sel batang dari daging hewan menjadi sebuah daging buatan.
Untuk membuat burger tabung ini, pertama-tama sel-sel induk diambil dari otot sapi dan kemudian diinkubasi sampai mereka berkembang biak untuk membuat jaringan lengket. Sel-sel otot kemudian tumbuh di bawah ketegangan dan dibentangkan hingga akhirnya daging sapi bisa dihasilkan di dalam laboratorium dan siap untuk diolah menjadi burger.
Proses ini bisa memakan waktu hingga enam minggu untuk membuat daging burger tabung hingga bisa dijual secara komersial di supermarket. Tapi sebelum dapat dikomersialisasikan, Food Standards Agency harus memberikan informasi yang menunjukkan proses tersebut aman untuk konsumsi publik dan memiliki nilai gizi setara dengan daging biasa.
(flo/odi)