Para tim peneliti di China, minggu lalu melaporkan bahwa mereka telah menemukan jejak sagu pada sebuah batu yang digali dari pantai selatan China. Mereka juga menemukan alat-alat masak yang digunakan untuk mengolah makanan. Usianya dikabarkan mencapai 5.000 tahun.
Para peneliti juga berspekulasi bahwa orang-orang yang tinggal di daerah ini banyak memasok sagu. Karenanya mereka lebih lama beralih ke beras sebagai makanan pokoknya. Penelitian inipun telah tercatat dalam jurnal online PlOS ONE.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umumnya diolah menjadi sagu mutiara berbentuk seperti bola-bola kecil. Juga dibuat untuk bahan membuat Sai Mai Lo yang terkenal di China, dicampur dengan rtalas dan santan. Sedangkan versi Malaysia, biji mutiara ini ditambahkan dengan gula aren dan tepung tapioka untuk dijadikan pudding.
Berbeda dengan Thailand, sagu justru dibuat menjadi pangsit babi, dimana daging babi dibungkus dengan adonan sagu. Sedangkan di Papua, sagu yang menjadi makanan pokok biasanya disajikan dengan direbus dan berbentuk seperti bubur disebut juga dengan papeda.
(dyh/odi)