Tim dari School of Experimental Psychology, University of Bristol, Inggris, meneliti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meneguk beraneka minuman. Studi yang dimuat di jurnal PLoS ONE ini juga menyoroti tentang pengaruh bentuk gelas pada perilaku 'minum'.
Peneliti meminta 159 orang pria dan wanita untuk meminum soft drink atau bir dari dua gelas berbeda. Gelas pertama lurus, sementara gelas kedua agak melengkung sehingga bagian atasnya lebih lebar dari bagian dasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya orang menenggak minuman beralkohol dengan cepat. Sementara itu, meminum soft drink tak perlu terburu-buru," jelas Angela S. Attwood, penulis studi tersebut, seperti dikutip dari NPR (27/9/12).
Beberapa minggu kemudian, peserta penelitian diminta melihat gambar gelas lurus dan melengkung dengan tinggi air yang bervariasi. Mereka harus menjawab apakah gelas tersebut lebih banyak dari setengah penuh atau kurang dari setengah penuh.
Hasilnya, partisipan merasa lebih sulit menentukan titik tengah dari gelas yang melengkung. Orang-orang yang paling sulit menerka merupakan peserta yang paling cepat menghabiskan bir di penelitian awal. Artinya, karena tak dapat menduga seberapa banyak kita telah minum, konsumsi bir jadi lebih tinggi.
Untuk dapat mengukur seberapa banyak kita telah minum dan kapan saatnya memperlambat minum, kita menilai secara visual. Salah satu tolok ukurnya adalah tinggi minuman di gelas. Namun, hal ini tidak dapat diandalkan. Pasalnya, banyak yang percaya bahwa gelas yang tinggi ramping dapat memuat air lebih banyak dibanding gelas yang pendek namun lebar. Padahal, belum tentu.
"Kami fokus pada tinggi untuk menduga volume. Titik tengah pada tinggi gelas lurus sama dengan titik tengah volume. Namun, hukum ini tidak berlaku pada gelas yang bentuknya tak lurus," ujar Attwood.
Meski demikian, menurut Matt Simpson, bentuk gelas yang bervariasi tidak bertujuan agar konsumen minum lebih banyak. Pemilik Beer Sommelier, perusahaan konsultasi bir, ini mengatakan bahwa bentuk gelas disesuaikan dengan karakter yang ingin ditunjukkan atau disembunyikan dari sebuah minuman.
Misalnya, gelas dengan bibir yang lebar cocok untuk bir dengan aroma kuat. Sementara itu, gelas lain dirancang untuk untuk memamerkan warna atau buih di bagian atas minuman. "Aroma, penampilan, rasa, dan teksturnya di mulut... Ada gelas yang menekankan karakteristik tertentu dari gaya yang berbeda. Meski tak kentara, ada perbedaannya," jelas Simpson.
(fit/odi)