Berdasarkan berita yang dilansir Reuters, sebuah studi yang diselenggarakan di Norwegia menemukan bahwa ada kaitan antara soda manis dengan kelahiran prematur. Penelitian berskala besar ini dilaksanakan pada 1999-2008 dan diikuti oleh 60.761 wanita hamil.
Saat survei diselenggarakan, para peserta menjawab pertanyaan mengenai gaya hidup, kesehatan, dan nutrisi. Salah satu poinnya adalah berapa banyak soda manis yang mereka konsumsi saat hamil 15, 22, dan 30 minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaitan antara kelahiran prematur dengan minuman manis paling kuat terlihat pada wanita yang berkelebihan berat badan. Mereka yang meminum minimal satu soda manis seminggu 30% lebih tinggi kemungkinannya untuk melahirkan prematur dibanding wanita gemuk yang tak pernah minum soda. Risiko tersebut meningkat 41% jika mereka minum soda setiap hari.
Dr. Linda Englund-Ögge dari Sahlgrenska University Hospital di Gothenberg, Swedia, terinspirasi untuk membuat penelitian tersebut karena melihat riset sebelumnya di Denmark bahwa konsumsi soda dengan pemanis buatan meningkatkan risiko kelahiran prematur. Studi ini dimuat di American Journal of Clinical Nutrition.
Bagaimanapun juga, belum jelas apakah minuman soda itu sendiri dapat dijadikan kambing hitam untuk kelahiran prematur. Peneliti mencatat bahwa peserta yang banyak meminum soda juga merokok, mengonsumsi banyak kalori, dan memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi dibanding yang sedikit meminum soda.
"Kami tidak ingin menakut-nakuti wanita hamil untuk berhenti minum minuman manis. Namun, sebaiknya Anda mengurangi asupan gula dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah selama hamil," ujar dr. Englund-Ögge.
(dyh/odi)