Kata nori digunakan secara luas di Amerika Serikat sejak tahun 1867. Sejak tahun 1960an sudah mulai dijual di toko bahan makanan Asia. Makanan ini dibuat dari rumput laut dengan proses pengeringan yang menyerupai pembuatan kertas. Setiap lembarnya memiliki lebar 18x20 cm dan beratnya hanya 3 gram.
Dalam 100 gr nori terkandung 41,4 gr protein, 3,7 gr lemak, 36 gr serat, 280 gr kalsium dan 6 mg yodium. Selain kandungan yodium yang tinggi, makanan ini juga kaya akan karoten, vitamin A,B dan C, kalsium dan zat besi. Meskipun kaya nutrisi, konsumsinya juga perlu dibatasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari survei yang telah dilakukan 14 tahun lalu di Jepang, ditemukan sebanyak 53.000 responden wanita yang berusia 40 dan 69 tahun mengalami kanker tiroid sebanyak 134 kasus. Responden yang makan rumput laut sebanyak 1,7 kali sehari dapat lebih tinggi resiko terkena kanker dibandingkan dengan orang yang hanya makan rumput laut dua kali seminggu.
Sedangkan pada wanita yang sudah memasuki masa pasca-menopause resikonya dua kali lipat. Kira-kira sekitar 3,8 kali lebih kemungkinan terkena kanker dibandingkan dengan orang yang membatasi konsumsi rumput laut.
Studi lain dilakukan oleh National Cancer Center and National Institute for Environmental Studies. Diungkapkan bahwa, konsumsi rumput laut sangat berhubungan dengan peningkatan resiko karsinoma papiler atau sejenis tumor ganas pada payudara.
Kandungan yodium dalam rumput laut, diketahui sebaagi penyebab terjadinya resiko terkena kanker. Penelitian ini juga telah tercatat dalam European Journal of Cancer Prevention. Pada wanita Jepang yang mengonsumsi rumput laut secara berlebihan telah menyerap 80 persen yodium perhari.
(odi/odi)