Kismis terbuat dari buah anggur, yang dikeringkan dan bisa dimakan langsung atau digunakan sebagai campuran masakan. Sejak abad ke 11 kismis sudah dikenal di Eropa. Jika disimpan terlalu lama gula pada kismis bisa mengkristal dan membuat permukaan kulitnya menjadi kasar berbutir putih halus.
Sedangkan kedelai merupakan salah satu jenis tanaman polong-polongan. Sering digunakan untuk bahan makanan dari Asia seperti kecap, tahu, dan tempe. Tanaman ini sudah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Daily News dalam studi pertama, responden yang mengunyah segenggam kismis tiga kali sehari bisa membantu menurunkan tekanan darah setelah beberapa minggu memakannya. Kismis yang kaya akan kalium dikenal dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, kismis juga sumber serat yang baik dan mengandung antioksidan yang dapat mengubah biokimia pembuluh darah untuk mengurangi tekanan darah.
Sekitar 60 butir kismis mengandung 1 gr serat dan 212 mg potasium. Kismis sering disarankan untuk dikonsumsi bagi yang sedang berdiet tinggi serat dan diet rendah lemak untuk mengurangi tekanan darah yang tinggu.
Pada penelitian kedua yaitu kedelai, hasilnya menunjukkan bahwa asupan harian olahan kedelai seperti tahu, susu kacang dan tempe, dapat membantu menurunkan tekanan darah lebih dari 5.100 responden berkulit putih di Amerika dan Afrika dengan patokan usia sekitar 18-30 tahun.
Mereka yang mengonsumsi 2,5 mg isoflavonoid dari kedelai perhari, secara signifikan tekanan darahnya turun sebanyak 5,5 mmHg. Lebih rendah dari mereka yang kurang mengonsumsi kedelai per hari. Konsumsi harian untuk kedelai tidak sulit, misalnya pada segelas susu kedelai, Anda akan mendapatkan sekitar 22 mg isoflavon atau hampir 10 kali lipat dari yang dibutuhkan.
'Berdasarkan hasil studi kami sebelumnya, rata-rata responden dewasa akan mempertimbangkan apa yang dimakan termasuk produk olahan kedelai, apakah sehat dan baik untuk mengurangi kemungkinan terkena tekanan darah tinggi,' ujar Safiya Richardson, peneliti dari Columbia University's College of Physicians and Surgeons.
(Odi/Odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN