Kecombrang atau honje merupakan sejenis tumbuhan rempah yang buah, bunga dan bijinya bisa dimanfaatkan sebagai sayuran. Sayuran ini berwarna merah muda, jika batangnya sudah tua akan berbentuk seperti tanaman jahe, tumbuh tegak dan banyak. Sedangkan rimpangnya tebal berwarna krem dan ketika masih muda warnanya merah jambu. Sayuran ini bertekstur lembut dan segar.
Di beberapa daerah tanaman ini punya nama yang berbeda misalnya, di Medan menyebutnya kincung atau rias, Minangkabau menyebutnya kincuang dan sambuan, Malaysia Siantan dan di Thailand dikenal dengan kaalaa, namun di Indonesia banyak yang menyebut tanaman ini dengan kecombrang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dimakan segar kecombrang dapat mengeluarkan aroma harum pada tubuh. Selain itu jika sedang terkena campak batang kecombrang bisa menghilangkan bintik-bintik campak dengan mengoleskan ke tubuh. Kini ekstrak kecombrang juga dijadikan pengawet makanan alami.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, ternyata ekstrak kecombrang bisa dijadikan pengawet makanan alami. Beberapa makanan yang bisa diawetkan menggunakan ekstrak kecombrang di antaranya, tahu, bakso, siomay, mie basah, nughet dan masih banyak lainnya. Pengawet ini cukup aman untuk dikonsumsi karena terbuat dari bahan alami.
Mulanya kecombrang dikeringkan dengan cabinet dryer bersuhu 50 derajat celcius selama 20 jam, setelah itu dilakukan penggilingan dan analisa. Ekstrak kecombrang yang sudah dikeringkan menjadi bubuk kecombrang berwarna merah muda dan siap digunakan sebagai pengawet makanan yang aman dikonsumsi.
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto membawa hasil temuan penelitiannya dan dijual seharga Rp. 25.000,- dengan kemasan 50 gram. Anda bisa mendapatkannya di pameran pangan Jakarta Food Security Summit 2012 yang berlangsung dari tanggal 7 Februari 2012 hingga 10 Februari 2012 di Jakarta Convention Center Senayan dan tidak dipungut biaya.
(Odi/Odi)