Kue ini memang mirip kue mangkok. Bahannya juga tak jauh berbeda. Secara tradisional perlu waktu 3-4 hari untuk membuat kue ini. Terutama agar mendapatkan tekstur dengan pori-pori halus dan aroma wangi yang khas.
Dimulai dari proses perendaman beras hingga proses membuat adonannya yang disebut galapong. Galapong ini adalah 'biang' dari kue-kue khas Filipina, seperti Palitaw, Butsi, Karioka, Guinataang Halo-Halo, Bibingka, dan kue lainnya. Namun kini, sudah banyak adonan instan puto yang tersebar di pasaran Filipina. Tinggal ikuti petunjuk dalam kemasannya, dan jadilahputo yang empuk lezat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kue yang dikenal dengan sebutan 'rice cake' ini banyak dimodifikasi, baik rasa, bentuk, dan warnanya. Umumnya, puto ditambahkan dengan perasa vanilla, ataupun juga ubi ungu dan esens pandan untuk menambahkan warna dan rasa. Ada juga yang menambahkan irisan daun pandan di atasnya, juga keju yang menambah nikmatnya puto.
Di negara asalnya Filipina, puto selalu menjadi makanan favorit dari beragam kalangan. Kue ini pun sering dihidangkan dalam berbagai acara, seperti ulang tahun, natal, dan juga kumpul keluarga. Mudah di dapat di di pasar, kantin, toko kue hingga mall besar.
Puto juga dikreasikan menjadi jenis kudapan lain yang lebih bervariasi, misalnya puto bumbong, yang dibuat dari tepung beras ketan lengket kemudian direndam dalam air asin semalaman, lalu dikukus dalam bambu. Juga ada puto pao, kombinasi antara puto dan siopao (isi daging). Di Jakarta, sudah ada brand franchise yang menjual puto pao ini. Tertarik mencoba?
(Odi/Odi)