Sedap Mantap Sate Bandeng Sambal Cobek

Sedap Mantap Sate Bandeng Sambal Cobek

- detikFood
Kamis, 29 Okt 2009 13:44 WIB
Jakarta - Sajian ini memanjakan penggila ikan bandeng. Tak ada lagi duri yang mengganggu. Daging ikan bandeng yang gurih dibumbui rempah lalu digoreng garing. Dinikmati panas mengepul dengan asinan sayuran plus sambal cobek. Hmm... kriuk-kriuk renyah, sedap tak terkira!

Bolak-balik lewat rumah makan yang ada di jalan raya Serpong ini saya tak tergoda. Meskipun banner merah kuningnya lumayan mencolok 'Pondok Kuring Nurlela Menu Khas Sate Dendeng Bandeng'. Tampilan luarnya sederhana mirip rumah makan di jalur pantura.

Terus terang sebagai penggemar bandeng saya agak tertantang dengan nama 'Sate Bendeng' dan akhirnya saya pun memutuskan untuk mampir ke rumah makan ini. Seperti tampilan luarnya, bagian dalam rumah makan ini ditata dengan interior bambu, komplet dengan arena lesehan plus panggung di sudut kanan, bergaya pantura.

Buku menu berukuran besarpun mulai saya balik-balik. Hmm... rupanya andalan pondok ini sate dendeng yang bisa berupa daging sapi, ayam dan kambing yang per porsi disajikan dalam 5 tusuk. Aneka seafood pun disajikan dengan pilihan olahan sesuai selera; tim, goreng kering, tauco, saus Padang, asam pedas, saus cabe hijau dan saus lada hitam.

Menu ini juga masih dilengkapi dengan pilihan sup buntut, sup Bandung, sayur lodeh, sayur asem, sop ikan, tempe penyet plus nasi goreng sate dendeng. Sayapun memutuskan memilih sate bandeng, tempe penyet dan ca kangkung sebagai penumpas rasa ingin tahu.
Β 
Sate Bandeng yang jadi makanan khas Serang, Banten memang cukup lama tak saya cicipi. Biasanya kakak ipar saya yang ada di Serang selalu membawakan sate bandeng yang gurih-gurih manis. Daging ikan bandeng yang dilepaskan dari duri dan tulangnya, dihaluskan dan dicampur dengan santan dan bumbu hingga rasanya gurih-gurih manis.

Seporsi sate bandeng goreng yang ditata di atas piring anyaman lidi tampil menggiurkan. Diiris menyerong dan digoreng kering, kecokelatan dengan remah-remah renyah di keliling kepalanya. Sate bandeng ini seperti sate dendeng, disajikan bersama sambal dadak di cobek kecil dan cincangan tomat hijau dan cabai plus asinan wortel dan kol yang ditata di piring tanah liat.

Penyajian sate bandeng ini pas dengan suasana pondok yang sederhana. Saat sepotong bandeng masuk ke mulut, barulah terasa sensasinya. Gurih renyah dengan semburat manis yang tak terlalu kuat. Aroma bawang putih, dan ketumbar berselingan muncul saat dikunyah. Bumbu dendeng, campuran bawang putih, bawang merah, ketumbar dan gula merah terasa kuat menyatu dalam daging ikan bandeng.

Dicocol sambal dadak yang merah menyala segar terasa lebih dahsyat. Kalau biasanya pendamping lauk adalah lalapan, kali ini ada asinan wortel dan kol yang renyah-renyah asam segar. Demikian juga dengan cincangan tomat hijau dan cabai yang terasa krenyes-krenyes asam segar renyah. Pas untuk pendamping rasa bandeng yang gurih renyah. Hmm... tak disangka seekor sate bandeng pun terasa sangat cepat tandas. Bahkan kepalanya pun terasa renyah gurih!

Untung saja tempe penyet saya pesan sebagai pelengkap, disajikan di atas piring tanah liat, hanya saja rasanya kurang pas. Tempe yang kurang prima kualitasnya terasa agak lembek dengan rasa sedikit asam. Tumis kangkung plus bawang putih tampil dengan tumisan yang 'al dente' alias krenyes-krenyes segar dengan semuburat wangi bawang yang kuat.

Untuk menebus rasa kangen sate bandeng saya harus membayar lumayan mahal. Seekor bandeng goreng Rp 35.000,00, seporsi cah kangkung Rp 10.000,00 dan tempe penyet Rp 10.000,00. Lain kali kalau mampir mungkin saya harus mencicipi sate dendeng yang lainnnya!

Pondok Kuring
Sate Dendeng Nurlela
Jl. Raya Serpong Km 7
(Seberang pompa bensin Shell)
Serpong, Banten


(dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads